Wednesday, July 24, 2013

DAJJAL Malapetaka Akhir Zaman



AL KISAH



Dari Nawwas bin Sam'an رضي الله عنه, ia berkata: "Pada suatu hari, Rosululloh صلى الله عليه وسلم mengisahkan tentang Dajjal, beliau menganggapnya remeh, tapi juga merisaukannya. Sampai-sampai kami (para sahabat) merasa kawatir apabila Dajjal telah berada di sekitar kami, maka ketika kami menemui Rosululloh صلى الله عليه وسلم beliau mengetahui hal tersebut, kemudian bertanya: "Ada apa dengan kalian?," kami menjawab: "Wahai Rosululloh, suatu hari engkau menyebutkan tentang Dajjal, engkau menganggapnya remeh tapi engkau juga merisaukannya sehingga kami kawatir Dajjal telah ada di tengah-tengah kami," maka kemudian Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda: "Bukan Dajjal yang lebih aku kawatirkan atas kalian, jika dia keluar sementara aku masih berada di tengah-tengah kalian, maka aku yang akan menghadapinya, tetapi apabila dia keluar sedangkan aku tidak ada di tengah-tengah kalian, maka masing-masing orang mengurus dirinya sendiri, (dan) Alloh عزّوجلّ adalah penolong bagi setiap muslim. Dajjal adalah pemuda berambut keriting, matanya menonjol, seakan diriku memperumpamakannya seperti Abdul Uzza bin Qothon.1 Barangsiapa di antara kalian yang menjumpainya, hendaknya dia membaca ayat pada awal-awal Surat al-Kahfi, dia (Dajjal) akan keluar di jalan antara Syam dan Iraq, lalu membuat kerusakan di kanan dan kiri. Wahai hamba Alloh tetap kokohlah kalian!" Kami bertanya: "Wahai Rosululloh, berapa lama dia akan tinggal di bumi?" Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab: "Empat puluh hari, sehari (pada waktu itu) seperti setahun, sehari (setelahnya) seperti sebulan, dan sehari (setelahnya) seperti sepekan, kemudian hari-hari berikutnya akan seperti hari-hari biasa," kemudian kami bertanya: "Wahai Rosululloh, sehari seperti setahun tadi, apakah cukup bagi kami untuk melakukan sholat sehari?," Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab: "Tidak, tapi perkirakanlah waktu- waktunya!," kami bertanya lagi: "Wahai Rosululloh, bagaimana kecepatan perjalanannya di muka bumi ini?" Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab: "Seperti hujan yang dihembuskan angin, kemudian Dajjal mendatangi suatu kaum, lalu mereka percaya dan mendukungnya, maka dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan dan memerintahkan tanah untuk menumbuhkan tanaman, maka tumbuhlah tanaman-tanaman, sehingga seorang pengembala pulang di tengah hari bersama gembalaannya dalam keadaan lebih banyak susunya dan telah kenyang gembalaannya, kemudian dia (Dajjal) mendatangi suatu kaum yang menolaknya, maka dia berpaling, sehingga kaum tersebut ditimpa paceklik, (hingga) mereka tidak memiliki harta sedikitpun. Dajjal melewati tempat reruntuhan seraya berkata: "Keluarkan perbendaharaanmu!," maka keluar perbendaharaannya seperti buah kurma, kemudian dia mememanggil seorang pemuda lalu menebasnya dengan pedang, dan membelahnya menjadi dua bagian seukuran lemparan panah, kemudian memanggilnya lagi, maka pemuda itu bangun dengan wajah berseri-seri sambil tertawa.

Ketika keadaannya seperti ini, Alloh berkenan menurunkan al-Masih Isa bin Maryam عليه السلام. Dia akan turun di menara putih sebelah timur kota Damaskus dengan memakai dua pakaian yang diberi minyak, dan meletakkan kedua tangannya pada sayap dua malaikat, apabila ia menundukkan kepalanya akan menetes air, dan bila ia mengangkat kepalanya akan mengucur air jernih seperti permata, tidaklah ada seorang kafir pun yang mencium hembusan nafasnya kecuali ia akan mati, dan nafasnya berjarak sejauh pandangannya, kemudian Isa عليه السلام akan mencari Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lud,2 dan membunuhnya. Setelah itu, datanglah suatu kaum kepada Isa yang Alloh عزّوجلّ telah menjaga mereka, lalu dia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan kepada mereka tentang tempat mereka kelak di surga, maka tatkala demikian keadaanya, Alloh mewahyukan kepada Isa عليه السلام (bahwa) "Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-Ku,3 tidak ada kekuatan seorangpun yang mampu memeranginya, maka giringlah agar terjaga hamba-hamba-Ku ke atas bukit Tur." Kemudian Alloh عزّوجلّ mengutus Ya'juj wa Ma'juj. Mereka akan berjalan dengan cepat di setiap tempat. Bagian depan kelompok mereka akan melewati sebuah anak sungai, kemudian meminum air tersebut, lalu lewatlah kelompok mereka yang lain dan mengatakan: "Sungguh dahulu di tempat ini terdapat air," maka Nabi Isa dan para sahabatnya tetap tertahan (di atas bukit), sehingga kepala sapi salah seorang dari mereka pada waktu itu, lebih berharga dari pada seratus dinar mereka. Nabiyulloh Isa عليه السلام dan para sahabatnya kemudian berdo'a kepada Alloh عزّوجلّ, hingga Alloh عزّوجلّ mengirim semacam ulat pada leher-leher mereka (Ya'juj wa Ma'juj) hingga mereka semua mati, kemudian Nabiyulloh Isa عليه السلام dan para sahabatnya turun (dari bukit). Mereka tidak menjumpai satu jengkal pun melainkan telah dipenuhi bangkai dan jasad Ya'juj wa Ma'juj, maka Nabiyulloh Isa عليه السلام dan para sahabatnya kembali berdo'a kepada Alloh عزّوجلّ kemudian Alloh سبحانه و تعالى mengutus burung seperti burung unta,4 yang mengangkut bangkai mereka dan membuangnya di tempat yang dikehendaki Alloh setelah itu Alloh menurunkan hujan lebat di setiap tempat, yang mencuci seluruh permukaan bumi hingga bersih seperti cermin, kemudian dikatakan kepada bumi, tumbuhkanlah tanaman-tanaman, dan kembalikanlah keberkahannya, maka tatkala itu, sekelompok manusia bisa merasa kenyang dengan memakan satu butir buah delima, dan mereka pun bisa berteduh dengan kelopak buahnya,5 dan (ketika itu) juga diberi keberkahan pada susu, sehingga susu seekor unta bunting bisa mencukupi sekelompok manusia, dan susu seekor sapi bunting, bisa mencukupi manusia satu qobilah, dan susu seekor kambing bunting dapat mencukupi sekelompok manusia. Pada saat keadaan manusia seperti ini, Alloh mengirimkan hembusan angin yang sangat lembut, yang mencabut setiap ruh orang mu'min dan muslim, hingga hanya tersisa seburuk-buruk manusia yang mereka mengumpuli istrinya di depan manusia yang lain seperti khimar, dan kepada merekalah akan ditegakkan kiamat."

Kisah Shohih di atas, diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitabul Fitan (2937), Imam Tirmidzi (2240), Ibnu Majah (4075), Imam Ahmad dan selain mereka, maka tidak ada keraguan akan keshohihan kisah tersebut. Wallohu A'lam


1. Berkata al-Khottobi: "dia adalah seorang Yahudi," adapun al Qori beliau mengatakan bahwa dia adalah seorang musyrik, karena Uzza adalah nama patung sesembahan. (Lihat Tuhfatul Ahwadzi 6/414).
2. Dia adalah sebuah negeri yang berada di dekat Baitul Maqdis (Lihat Syarh Musim 18/378) dan dalam an Nihayah: Lud adalah sebuah tempat di Syam dan dikatakan terletak di Palestina.
3. Yaitu Ya'juj dan Ma'juj
4. Maknanya, burung yang memiliki leher panjang dan besar seperti unta.
5. Dalam satu riwayat dengan kulitnya.




MUTIARA KISAH





Kisah ini merupakan sebagian gambaran kehidupan akhir zaman, yang bersumber dari Rosululloh صلى الله عليه وسلم, sehingga tidak diragukan lagi kebenarannya dan pasti akan terjadi, maka mengimaninya adalah suatu kewajiban mutlak bagi setiap mukmin yang bersaksi bahwa Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah hamba dan utusan Alloh سبحانه و تعالى. Orang-orang yang cerdik dan pandai, akan selalu mengambil pelajaran dari semua hal ini. Kisah ini mengandung beberapa faidah berharga, di antaranya:

1. Kisah ini menunjukkan keutamaan kota Damaskus yang mana Nabiyulloh Isa عليه السلام akan turun di tempat tersebut. Berkata al-Imam Nawawi رحمه الله: "Dan menara putih itu sekarang sudah ada yaitu di sebelah timur kota Damaskus." (Lihat Tuhfatul Ahwadzi 6/414)

2. Dajjal adalah salah satu dari makhluk ciptaan Alloh عزّوجلّ yang akan muncul di akhir zaman sebagai pertanda dekatnya kiamat. Adapun sebagian sifat Dajjal, telah disebutkan Nabi صلى الله عليه وسلم dalam sebuah hadits:

أَنَّهُ سُئِلَ عَنِ الدَّجَّالِ فَقَالَ: أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ ، أَلاَ وَإِنَّ أَعْوَرُ عَيْنُهُ الْيُمْنَى، كَأَنَّهَا عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ

Bahwasannya beliau صلى الله عليه وسلم ditanya tentang Dajjal, maka beliau صلى الله عليه وسلم menjawab: "Ketahuilah bahwa Robb kalian tidaklah juling, dan ketahuilah bahwa Dajjal juling matanya yang sebelah kanan, seolah-olah biji matanya seperti anggur yang menonjol." (HR. at- Tirmidzi 2342)

3. Menunjukkan keutamaan Surat al-Kahfi, yang dapat menjadi benteng dari fitnah Dajjal berdasarkan Nash dari Nabi صلى الله عليه وسلم. Berkata at-Tiibi رحمه الله: "Membaca permulaan surat al-Kahfi merupakan jaminan keamanan dari fitnah Dajjal." (Lihat Tuhfatul Ahwadzi 6/419)

4. Kiamat tidak akan tegak kecuali pada sejelek-jelek manusia, yaitu tatkala semua manusia yang memiliki keimanan telah di wafatkan oleh Alloh سبحانه و تعالى dengan dihembuskannya angin yang sangat lembut, sehingga hanya tersisa orang-orang Musyrik Kafir yang sangat buruk keadaannya, hingga dikisahkan bahwa mereka berani terang-terangan mengumpuli istri-istri mereka di tempat umum layaknya khimar tanpa rasa malu sedikitpun. Na'udzu billah.

Hal ini secara jelas disebutkan dalam hadits Abu Mas'ud رضي الله عنه beliau mengatakan:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ النَّاسِ

“Tidaklah akan tegak hari kiamat kecuali atas sejelek-jelek manusia.” (HR. Muslim 2949)

Dan dalam hadits Anas رضي الله عنه, Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُقَالَ فِى الأَرْضِ اللَّهُ اللَّهُ
“Tidaklah akan tegak hari kiamat, sampai sudah tidak diucapkan lagi kalimat Alloh, Alloh di muka bumi ini.” (HR. Muslim 148 dan at-Tirmidzi 2207)

5. Kebenaran dan orang-orang yang membawanya akan senantiasa ada sampai Alloh mewafatkan mereka semua kelak di akhir zaman, dengan dihembuskannya angin yang sangat lembut yang dengannya Alloh عزّوجلّ mewafatkan semua manusia yang masih memiliki keimanan di dada-dada mereka. Dalam sebuah hadits, Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى ظَاهِرِيْنَ عَلَى اْلحَقِّ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ وَلاَ مَنْ خَذَلَـهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ عَلَى كَذَلِكَ

“Akan senantiasa ada suatu kaum dari umatku yang menang di atas kebenaran, tidak ada yang me- madhorotkan mereka orang yang menyelisihi mereka, tidak pula ada yang merendahkan mereka sampai datang perkara Alloh sedang mereka tetap di atasnya" (HR. Bukhori- Muslim)

6. Kisah di atas menunjukkan kasih sayang dan kelembutan Rosululloh صلى الله عليه وسلم kepada kaum muslimin, dimana beliau selalu berwasiat dan memberikan peringatan kepada umatnya, agar tetap kokoh di atas aqidah yang benar sekalipun fitnah yang begitu besar tengah melanda dan menyerang keimanan mereka. Seandainya fitnah itu datang ketika Rosululloh صلى الله عليه وسلم berada di tengah-tengah mereka, maka beliaulah yang akan menghadapinya, Namun beliau adalah manusia seperti yang lain, yang akan mengalami kematian. Karena itulah, setiap orang wajib menjaga dirinya sendiri, dan Alloh akan menjadi penolong bagi setiap muslim.

7. Apabila penduduk bumi mau beriman dan kembali kepada ajaran al-Qur'an yang sesungguhnya, maka dengan izin Alloh bumi tempat tinggal kita akan mengeluarkan keberkahannya dan akan dibukakan pula keberkahan dari langit, karena segala sesuatu yang ada di dunia ini disediakan untuk hamba Alloh dalam rangka beribadah kepada-Nya semata.

Alloh سبحانه و تعالى berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi (QS al-A'rof [7]: 96)

Inilah beberapa faidah yang terdapat dalam kisah ini. Kita berlindung kepada Alloh dari buruknya fitnah Dajjal dan semoga Alloh memantapkan kita di jalan yang lurus ini. Wallohul a'lam wa Huwal Muwaffiq.[]

0 komentar:

Post a Comment