This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, April 11, 2017

Komponen arsitektur sistem pendukung keputusan (DSS)



Pengertian DSS 
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):
  1. Sistem yang berbasis komputer. 
  2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan 
  3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual 
  4. Melalui cara simulasi yang interaktif 
  5. Dimana data dan model analisis sebaai komponen utama.
 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Penjelasan :

1. Subsistem data (database), merupakan tempat untuk menyimpan data yang relevan bagi sistem dan diorganisasikan oleh suatu sistem dengan manajemen database (Database Management System/DBMS) sehingga data dapat diekstrasi dengan cepat. Data berasal dari sumber internal (dari dalamperusahaan) dan eksternal (dari luar perusahaan). Kemampuan yang dibutuhkan dari suatu manajemen database (Suryadi, 1998), yaitu :
  • Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data. 
  • Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah. 
  • Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai, sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menestukan kebutuhan penambahan dan pengurangan. 
  • Kemampuan untuk menangani data secara personil, sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil. 
  • Kemampuan untuk mangelola berbagai variasi data. 



2. Subsistem model (modelbase), digunakan untuk menggambarkan data dalam suatu model untuk memudahkan pemrosesan data tersebut. Salah satu keunggulan SPK adalah memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Yaitu dengan menambahkan model-model keputusan kedalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara model-model. Model merupakan peniruan dari permasalahn yang sebenarnya. Namun dalam prosesnya, sering kali model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel dari permasalahn sebenarnya, sehingga keputusan yang diambil berdasarkan model menhadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, model yang dirancang menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian berbeda dari masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, model juga harus fleksibel, yaitu harus ada fasilitas yang mampu membantu pengguana untuk memodifikasi dan menyempurnakan model sesuai dengan perkembangan zaman. Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model (Suryadi, 1998), yaitu :
  • Kemampuan utnuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.
  • Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.
  • Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database, seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model.


3. Subsistem dialog (user system interface), berfungsi sebagai perantara antara sistem dengan user. Inilah keunikan lain pada SPK, yaitu mampu mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Subsistem dialog menengartikulasikan dan mengimplementasikan sistem sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. Subsistem ini dibagi menjadi tiga komponen (Daihani, 2001), yaitu :
  • Bahasa aktif (Action Language), perangkat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sistem, seperti keyboard, joystick, panel-panel sentuh lain, perintah suara atau key function lainnya. 
  • Bahasa tampilan (Presentation Language), perangkat yang digunakan sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu, seperti printer, grafik display, plotter, dan lainnya.
  • Bahasa pengetahuan (Knowladge Language), perangkat yang harus diketahui pengguna agar pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan dapat diperoleh dari buku, artikel, petunjuk ahli, ataupun pemikiran dari pengguna sendiri.


Kombinasi dan kemampuan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog, misalnya meliputi pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat yang kosong. Kemampuan yang harus dimiliki SPK untuk mendukung dialog sistem (Suryadi, 1998), yaitu :
  • Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog. Bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai. 
  • Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.
  • Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran. 
  • Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai. 




Monday, January 16, 2017

Pengertian Kunci Algoritma RSA

RSA
Salah satu algoritma kriptografi kunci-nirsimetri (kunci-publik) yang paling terkenal adalah RSA (Rivest, Shamir, Adleman). Algoritma ini dibuat oleh Ron Rivest, Adi Shamir, dan Leonard Adleman. Keamanan algoritma RSA terletak pada sulitnya memfaktorkan bilangan yang besar menjadi faktorfaktor prima. Pemfaktoran ini dilakukan untuk memperoleh kunci rahasia. Selama pemfaktoran bilangan besar menjadi faktor-faktor prima belum ditemukan algoritma maka selama itu pula keamanan algoritma RSA tetap terjamin [MUN06].

Untuk membangkitkan pasangan kunci (kunci publik dan kunci rahasia), beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain:
1. Pilih dua bilangan prima sembarang p dan q
2. Hitung n = p.q. Sebaiknya p ≠ q maka n = p2 sehingga p dapat diperoleh dengan menarik akar kuadrat dari n
3. Hitung φ(n) = (p - 1).(q - 1)
4. Pilih kunci publik e yang relatif prima terhadap φ(n)
5. Bangkitkan kunci rahasia d dengan persamaan:
e.d ≡ 1 (mod φ(n)) ..............................................(1)
Perhatikan bahwa persamaan diatas ekivalen dengan e.d ≡ 1 + k φ(n), sehingga d dapat dihitung dengan:
d = (1 + k φ(n))/e .............................................(2)
Disini akan didapat dua hasil perhitungan yaitu pasangan n dan d sebagai kunci rahasia (private) dan pasangan n dan e sebagai kunci publik yang sifatnya tidak rahasia [MUN06].

Untuk mengenkripsi pesan (plainteks) menjadi cipherteks, langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Ambil kunci penerima pesan e dan modulus n 
2. Nyatakan plainteks m menjadi blok-blok m1, m2, ... sedemikian sehingga setiap blok merepresentasikan nilai dalam selang [0,n-1]
3. Setiap blok mi dienkripsi menjadi blok ci dengan rumus
E m c me n
e i i i ( ) = ≡ mod ........................ ..............(3)
Sedangkan untuk dekripsi digunakan rumus:
D c m cd n
d i i i ( ) = = mod ..................................... (4)
Kekuatan algoritma RSA ini terletak pada sulitnya memfaktorkan suatu bilangan yang besar menjadi faktor primanya. Sehingga semakin panjang pasangan kunci yang digunakan (dalam artian semakin besar bilangan kuncinya) maka algoritma RSA akan semakin aman.

Proses Enkripsi Permutasi DES (Data Encryption Standard)

Algoritma DES (Data Encryption Standard)
Sebagai salah satu sistem kriptografi simetris, DES tergolong jenis cipher blok. DES dikatakan enkripsi blok karena pemrosesan data baik enkripsi maupun dekripsi, diimplementasikan per blok (dalam hal ini 8 byte). Proses pada algoritma DES terbilang panjang, bahkan jauh lebih panjang daripada Elgamal, tapi pada implementasinya ternyata proses komputasinya dapat berjalan lebih cepat. Mengapa demikian? karena pada DES tidak ada operasi aritmatika yang berjalan seperti halnya pada Elgamal. Proses yang berjalan pada DES hanya sebatas pergeseran bit-bit pada tiap blok enkripsi/dekripsi.
Pertama yang harus kita ketahui dari algoritma ini adalah Skema global yang ada pada algoritma DES, diuraikan sebagai berikut:
a.    Blok plainteks dipermutasi dengan permutasi awal (IP, Initial Permutation).
b.    Hasil permutasi awal kemudian dienciphering sebanyak 16 kali (16 putaran). Setiap putaran menggunakan kunci internal yang berbeda dengan perhitungan LiRi dengan 1 ≤ i ≤ 16.
c.    Hasil enciphering kemudian dipermutasi dengan matriks permutasi balikan (invers initial  permutation atau IP-1) menjadi blok cipherteks.
Permutasi Awal (Initial Permutation)
Sebelum putaran pertama, terhadap blok plainteks dilakukan permutasi awal (Initial Permutation atau IP). Tujuan permutasi awal adalah mengacak plainteks sehingga urutan-bit-bit di dalamnya berubah. Lihat pada gambar dibawah, Matriks pada Tabel (a) sebagai plainteks masukan, kemudian dilakukan pengacakan dengan menggunakan matriks permutasi awal Tabel (b):

Setelah melewati Permutasi Awal, plainteks yang akan disandikan kemudian dibagi menjadi dua blok (ditunjukkan dengan warna yang berbeda pada Tabel (b)), yaitu blok atas dan blok bawah yang masing‐masing lebarnya 4 byte (32-bit).
Pembangkitan Kunci Internal DES
Pada algoritma DES, dibutuhkan kunci internal sebanyak 16 buah, yaitu K1, K2,…,K16. Kunci-kunci internal ini dapat dibangkitkan sebelum proses enkripsi atau bersamaan dengan proses enkripsi. Kunci internal dibangkitkan dari kunci eksternal yang diberikan oleh pengguna. Kunci eksternal pada DES panjangnya 64-bit atau 8 karakter seperti pada Tabel (c) dibawah.

Misalkan kunci eksternal yang tersusun atas 64-bit adalah K. Kunci eksternal ini menjadi masukan untuk permutasi dengan menggunakan matriks kompresi PC-1 seperti pada Tabel (d).

Dalam permutasi ini, tiap-bit kedelapan dari delapan byte kunci diabaikan (Tabel (c) dengan kolom yang berwarna gelap). Hasil permutasinya adalah sepanjang 56-bit, sehingga dapat dikatakan panjang kunci DES adalah 56-bit.
Selanjutnya, 56-bit ini dibagi menjadi 2 bagian, atas dan bawah, yang masing-masing panjangnya 28-bit, dan masing-masing disimpan di dalam C0 dan D0.
C0:  berisi-bit-bit dari K pada sisi gelap tabel (d)
D0:  berisi-bit-bit dari K pada sisi putih tabel (d)
Selanjutnya, kedua bagian digeser ke kiri (left shift) sepanjang satu atau dua-bit bergantung pada tiap putaran. Jumlah pergeseran pada tiap putaran ditunjukkan pada Tabel (e).

Misalkan (Ci, Di) menyatakan penggabungan Ci dan Di. (Ci-1, Di-1) diperoleh dengan menggeser Ci dan Di satu atau dua-bit. Setelah Pergeseran-bit, (Ci, Di) mengalami permutasi kompresi dengan menggunakan matriks PC-2 seperti pada Tabel (f).

Dengan permutasi ini, kunci internal Ki diturunkan dari (Ci, Di) yang dalam hal ini Ki merupakan panggabungan-bit-bit Ci pada sisi gelap tabel (f), dengan-bit-bit Di pada sisi putih tabel (f).
Setiap kunci internal Ki mempunyai panjang 48-bit. Proses Pembangkitan kunci-kunci internal dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Proses Enkripsi DES
Proses enkripsi terhadap blok plainteks dilakukan setelah permutasi awal. Setiap blok plainteks mengalami 16 kali putaran enkripsi. Untuk setiap putaran, digambarkan seperti gambar berikut :

Setiap putaran enkripsi DES secara matematis dinyatakan sebagai :

Dengan  f adalah suatu fungsi yang ditunjukkan pada Gambar berikut :

E adalah fungsi ekspansi yang memperluas blok Ri – 1 32-bit menjadi blok 48-bit. Fungsi ekspansi direalisasikan dengan matriks permutasi ekspansi :

Hasil ekpansi, yaitu E(Ri – 1) di-XOR-kan dengan Ki menghasilkan vektor A 48-bit:

Matriks A dikelompokkan menjadi 8 kelompok, masing-masing 6-bit, dan menjadi masukan bagi proses substitusi. Proses substitusi dilakukan dengan menggunakan delapan buah kotak-S (S-box), S1 sampai S8. Setiap kotak-S menerima masukan 6-bit dan menghasilkan keluaran 4-bit. Kelompok 6-bit pertama menggunakan S1, kelompok 6-bit kedua menggunakan S2, dan seterusnya. Kedelapan kotak-S tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini (klik untuk memperbesar).

Keluaran proses substitusi adalah vektor B yang panjangnya 32-bit. Vektor B menjadi masukan untuk proses permutasi. Tujuan permutasi adalah untuk mengacak hasil proses substitusi kotak-S. Permutasi dilakukan dengan menggunakan matriks permutasi P (P-box) sbb :

Bit-bit P(B) merupakan keluaran dari fungsi f.
Akhirnya, bit-bit P(B) di-XOR-kan dengan Li–1 untuk mendapatkan Ri
Jadi, keluaran dari putaran ke-i adalah


Skema perolehan Ri
Permutasi Akhir (Invers Inisial Permutasi)
Permutasi terakhir dilakukan setelah 16 kali putaran terhadap gabungan  blok kiri dan blok kanan. Permutasi menggunakan matriks permutasi awal balikan (IP-1 ) sbb:

Proses Dekripsi DES
Proses dekripsi terhadap cipherteks merupakan kebalikan dari proses enkripsi. DES menggunakan algoritma yang sama untuk proses enkripsi dan dekripsi. Jika pada proses enkripsi urutan kunci internal yang digunakan adalah K1, K2, …, K16, maka pada proses dekripsi urutan kunci yang digunakan adalah K16, K15, …, K1. Setiap putaran 16, 15, …, 1, keluaran pada proses dekripsi adalah

dalam hal ini, (R16, L16) adalah blok masukan awal untuk proses dekripsi.
Blok (R16, L16) diperoleh dengan mempermutasikan cipherteks dengan matriks permutasi IP. Pra-keluaran dari proses dekripsi adalah adalah (L0, R0). Dengan permutasi awal IP-1 akan didapatkan kembali blok plainteks semula. Kunci-kunci dekripsi diperoleh dengan menggeser Ci dan Di dengan cara yang sama seperti pada proses enkripsi, tetapi pergeseran kiri (left shift) diganti menjadi pergeseran kanan (right shift).