Laporan Praktikum
PEMBUATAN MAYONAISE
Alfiana Ramadhani
XI IPA 1
05/15043
SMAN 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PEMBUATAN MAYONAISE
A.
Tujuan
Membuat Sistem koloid dengan cara emulsi (cair-cair)
B.
Teori
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen
antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid
tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm
Contoh:
Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat
adalah campuran homogen zat padat dan zat cair. Mayonaise
merupakan emulsi minyak nabati dalam asam yang distabilkan
oleh lesitin (semacam lemak) dari kuning telur. Rasa minyak nabati dalam
mayonaise tidak terasa meskipun mayonaise terbuat dari sebagian besar minyak
nabati. Hal ini dikarenakan setiap molekul minyak dikelilingi oleh mikromolekul
dari larutan asam. Prinsipnya bukan mengemulsikan sejumlah larutan
asam ke dalam minyak yang banyak melainkan mengemulsikan sejumlah besar
minyak dalam sebagian kecil larutan asam. Emulsi adalah suatu jenis koloid dengan fase
terdispresi berupa zat cair dan medium pendispresi berupa zat pada, zat cair,
atau gas. Ada tiga jenis emulsi, yaitu emulsi gas (aerosol cair), dan emulsi
padat ( gel). Akan tetapi, pada umumnya emulsi yang dimaksud adalah jenis
emulsi yang terdispersi dalam zat cair. Kuning telur berfungsi melarutkan
seperti deterjen yang melarutkan minyak dan jus lemon.
Fungsi dari bahan-bahan pembuat mayonaise:
1.
Minyak sayur. Minyak yang digunakan sebaiknya bukanlah minyak goreng karena
minyak sayur memiliki kadar lemak yang rendah. Selain itu minyak sayur tak akan
membeku jika dimasukan ke dalam refrigator. Minyak sayur juga merupakan bahan
utama yang akan bereaksi dengan kuning telur untuk menciptakan emulsi. Untuk
resep tradisional Prancis minyak nabati yang digunakan adalah minyak zaitun.
2.
Kuning telur. Kuning telur berfungsi sebagai emulgator larutan asam
dengan minyak nabati. Bisa saja menggunakan putih telur, tetapi diperlukan
pengadukan yang sangat cepat jika menggunakan putih telur.
3.
Cuka. Cuka berfungsi sebagai pembunuh kuman pada telur dan merupakan zat
terdespersi dalam medium pendispersi minyak nabati
4.
Garam. Berfungsi sebagai penyedap pada mayonaise
Mayonaise
buatan sendiri mengandung kadar lemak hingga 85%, sedangkan mayonaise produksi
pabrik mengandung kadar lemak sekitar 70-80%. Mayonaise rendah lemak mengandung
tepung dan bahan pengisi lain untuk meniru mayonaise yang asli.
Mayonaise dibuat dari kuning telur mentah sehingga bisa menyebabkan
sumber infeksi salmonela. Pastikan telur sudah dicuci bersih dan gunakan telur
yang masih segar jika ingin membuat mayonaise sendiri. Mayonaise buatan sendiri
hanya tahan beberapa hari di dalam lemari es.
C.
Alat dan Bahan
a) Alat
v
Mangkuk kecil
v
Pengaduk (Mixer)
b) Bahan :
v
Dua butir kuning telur
v
Minyak sayur
v
Cuka botol
D.
Cara Kerja
1. Simpan semua
bahan pada suhu kamar.
2. Masukkan
kuning telur dan 10 ml cuka ke dalam mangkuk yang sudah disiapkan.
3. Aduk sampai
kuning telur menjadi lengket.
4. Masukkan
lagi cuka 10 ml dan aduk sampaui merata.
5. Kemudian
masukkan minyak sayur per tetes ke dalam kuning telur sambil terus diaduk.
6. Aduk semua
sampai semua bahan tercampur dan melengket.
E.
Pertanyaan dan diskusi
1. Dengan
cara apakan pembuatan mayones yang telah Anda lakukan tadi ?
2. Sebagai
apakan fungsi dari kuning telur ?
3. Mengapa
penambahan minyak sayur harus dilakukan per tetes ?
4. Mengapa
minyak sayur dan cuka tidak dapat tercampur ?
5. Jika
kuning telur dan minyak sayur disimpan
F.
Jawaban
1. Pembuatan
mayones yang telah dilakukan menggunakan cara mekanik. Dimana cara mekanik ini
merupakan salah satu cara pembuatan koloid. Cara mekanik adalah cara fisik yang
mengubah partikel kasar menjadi partikel halus. Partikel kasar ini dihalus
dengan alat sehingga diperoleh ukuran partikel yang diinginkan. Selanjutnya,
partikel halus didispersikan ke dalam medium pendispersi sehingga membentuk
koloid.
2. Fungsi
kuning telur disini sebagai zat emulgator larutan asam/cuka bolot dengan minyak
sayur. Zat emulgator adalah zat penghubung yang menyebabkan pembentukan emulsi.
Selain itu, kuning telur juga merupakan zat emulsifier yang sangat kuat
(terdapat sejenis bahan yang memiliki tingkat kesukaan terhadap air dan minyak
sekaligus). Dapat juga kuning telur itu berfungsi menjadi jembatan antara
minyak sayur dan cuka. Selain menjadi jembatan kuning telur juga menjadi
pengatur pemcampuran minyak dan cuka dalam pembuatan mayones yang dilakukan.
3. Penambahan
minyak sayur secara per tetes harus dilakukan karena agar minyak sayur, kuning
telur, dan cuka yang dilarutkan tadi dapat tercampur dengan merata. Selain itu,
minyak sayur dilakukan per tetes agar mencegah terjadi p[enggumpalan minyak
sayur dengan kuning telur dan cuka. Karena jika dilakukan secara sekaligus maka
campuran tidak akan merata dan terjadi penggumpalan maka mayones tidak akan
jadi.
4. Minyak
sayur dan cuka botol/larutan asam tidak dapat tercampur karena disebabkan cuka
botol/larutan asam merupakan larutan yang bersifat polar, sedangkan minyak
sayur merupakan larutan yang bersifat non polar. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa larutan yang bersifat polar dan larutan yang bersifat non polar
tidak dapat tercampur menjadi satu. Maka untuk dapat “ mendamaikan ” cuka
botol/larutan asam dan minyak sayur , maka harus ada zat yang berfungsi sebagai
“ penghubung ” antara kedua larutan ini. Zat penghubung ini harus berasal dari
zat yang memiliki gugus polar ( gugus yang dapat larut di dalam cuka
botol/larutan asam ) dan juga harus ada zat penghubung yang berasal dari zat
yang memiliki gugus non polar ( gugus yang dapat larut di dalam minyak ).
Sehingga zat penghubung tersebut dapat mendamaikan dan cuka botol/larutan asam
dapat tercampur dengan minyak sayur begitupun dengan minyak sayur dapat
tercampur dengan cuka botol/larutan asam.
5. Jika
kuning telur dimasukkan dalam lemari es sebelum digunakan maka yang terjadi
adalah jika kuning telur dikocok maka kuning telur akan terjadi gumpalan yang
diakibatkan karena penggumpalan partikel koloid karena kerusakan kestabilan
sistem koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar.
Dimana hal ini juga terjadi pada minyak sayur jika dimasukkan dalam lemari es
sebelum digunakan maka yang terjadi adalah tejadi penggumpalan lemak pada permukaan
minyak sayur yang diakibatkan karena penggumpalan partikel koloid karena
kerusakan kestabilan system koloid
yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar.
G.
Kesimpulan
Pada produk mayonaise, bagian
yang terdispersi adalah minyak nabati, sedangkan bagian yang mendispersi (media
pendispersi) adalah asam cuka. Ketika membuat
mayonaise, campuran yang terbentuk bukanlah larutan, melainkan heterogen.
Karena campuran tersebut berasal dari minyak dan air. Air yang bersifat polar
tidak dapat bercampur dengan minyak yang bersifat polar. Untuk dapat
“mendamaikan” air dan minyak, harus ada zat “penghubung” antara keduanya. Zat penghubung yang menyebabkan pembentukan
emulsi(emulsifier) dalam mayonaise adalah kuning telur. Kuning telur merupakan
emulsifier yang sangat kuat (karena di dalam kuning telur terdapat sejenis
bahan yang memiliki tingkat kesukaan terhadap air dan minyak sekaligus).
H.
Saran
Alat dan bahan yang digunakan haruslah
steril,bersih .jadi tidak menimbulkan kesalahan dalam proses pengamatan
I.
Daftar Pustaka
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas
Belajar Kimia untuk Kelas XI. Bandung:GrafindoMedia Pratama
http://koloidipalima.blogspot.com/p/koloid.html
http://www.wikipedia.co.id [diakses
pada tanggal 19 Februari 2013: Online]